Apa fungsi dari Varistor ? Varistor berfungsi untuk proteksi over voltage. Yang bilamana jika ada tegangan yang mencapai titik saturasi, maka varistor akan short.
Varistor / VDR (Voltage Dependent Resistor)
Merupakan sebuah Resistor non Linier
yang bertindak menyerupai zener dan sekaligus resistor dimana komponen
ini memiliki fungsi sebagai pengaman ataupun penstabil tegangan, cara
kerja varistor adalah apabila pemberian tegangan pada termistor bernilai
kecil maka nilai resistansinya akan dipertahankan pada nilai yang
tinggi sehingga tegangan akan tetap terjaga, namun vatistor memiliki
batasan cutoff, apabila tegangan yang diberikan melampaui batasan
tersebut maka secara cepat varistor akan kehilangan sifat resistannya
sehingga seperti sirkuit tertutup, dengan demikian nilai arus listrik
akan melonjak tinggi yang artinya nilai tegangan akan menurun drastis,
dan apabila nilai tegangan pada varistor kembali dibawah batasannya
secara cepat varistor akan mendapati sifat sesitansinya kembali sehingga
nilai arus akan menurun dan nilai tegangan akan kembali stabil pada
titik idle-nya. *resistor non linier
Berikut adalah simbol dan gambar dari Varistor :
Simbol 5. Varistor Europan Standart
Gambar 13. Varistor
A. Fixed Resistor
B.Variabel Resistor
C. Resistor Non Liner
Fixed resistor merupakan yang nilai hambatanya bernilai tetap, dimana nilai-nilai ketetapan resistor fixed ini di atur oleh EIA ( Electronic Industries Association ).
Berikut ini simbol dari resistor tetap:
Simbol 1. Resistor Tetap American Standart (kiri) dan Europan Standart (kanan)
di pasaran terdapat beberapa jenis resistor tetap, kebanyakan dari
jenis ini dibedakan berdasar besaran daya yang akan digunakan. Berikut
beberapa jenis resistor tetap yang dijual dipasaran :
- Resistor Carbon Film
Merupakan resitor yang paling banyak dijumpai dipasaran dengan
tingkat toleransi antara 5%-10%, selain itu jenis ini memiliki varian
daya 1/8 watt hingga 4 watt.
- Resistor Metal Film
Memiliki persentasi toleransi yang kecil antara 1%-5%, namun
kebanyakan dipasaran hanya terdapat varian daya antar 1/8 watt shingga 2
watt saja.
Gambar 2. Resistor Metal Film
- Resistor Cement
Merupakan jenis resistor berdaya besar, kebanyakan digunakan
pada rangkaian aplifier sound system yang menggunakan daya besar.
Dipasaran resistor ini jarang sekali yang menjual varian daya dibawah 5
watt.
Gambar 3. Resistor Cement
- Resistor Pack
Resistor jenis ini memiliki keunikan
pada designnya, berbeda dengan resistor biasa yang hanya memiliki 2
kaki, resistor ini dapat memiliki kaki antara 5 hingga 11 pin. Lalu apa
fungsi dari setiap kaki?, tidak terdapat fungsi khusus pada kaki-kakinya
melainkan hanya ada 1 kaki pusat (kaki yang terdapat tanda titik) dan
kaki-kaki lainnya terhubung paralel dengan kaki pusat.berikut diagram
resistor pack :
Gambar 4. Gambar resistor pack dan diagram resistor pack
- Resistor SMD
Resistor dengan kemasan SMD (surface mounted device) ini
merupakan resistor dengan bentuk terkecil dibanding kemasan – kemasan
lainnya, pemasangannyapun menggunakan standart komponen SMD yakni
menempel pada satu sisi pcb saja. Fisiknya yang kecil, pemasangannya
yang mudah (tanpa harus potong kaki dan lain sebagainya) dan mampu
menerima daya hingga 1watt (ukuran SMD terbesar 2512) maka resistor
jenis ini menjadi pilihan para produsen yang memproduksi produk-produk
berukuran kecil, proses produksi secara masal seperti pada industri, dan
bahkan para penghobi elektronika di kalangan pelajar hingga mahasiswa
mulai memilih jenis ini untuk project-project mereka. Terdapat berbagai
varian ukuran untuk jenis resistor ini, namun sayangnya yang dijual
dipasaran kebanyakan hanya 3 varian ukuran saja, yakni :
– 0603 (1608 metric): 1.6 mm × 0.8 mm (0.063 in × 0.031 in). Typical power rating for resistors = 0.1 watt
– 0805 (2012 metric): 2.0 mm × 1.25 mm (0.079 in × 0.049 in). Typical power rating for resistors = 0.125 watt
– 1206 (3216 metric): 3.2 mm × 1.6 mm (0.13 in × 0.063 in). Typical power rating for resistors = 0.25 watt
– 0603 (1608 metric): 1.6 mm × 0.8 mm (0.063 in × 0.031 in). Typical power rating for resistors = 0.1 watt
– 0805 (2012 metric): 2.0 mm × 1.25 mm (0.079 in × 0.049 in). Typical power rating for resistors = 0.125 watt
– 1206 (3216 metric): 3.2 mm × 1.6 mm (0.13 in × 0.063 in). Typical power rating for resistors = 0.25 watt
(sumber data : http://en.wikipedia.org/wiki/Surface-mount_technology)
Gambar 5. Resistor SMD
B.Variabel Resistor
Merupakan resistor yang nilai hambatanya dapat diubah-ubah
secara manual. Terdapat beberapa bentuk atau jenis dari resistor
variable ini seperti potensiometer dan trimpot. Biasanya tujuan dari
pengunaan variabel resistor ini sebagai pembagi tegangan yang dapat kita
atur perbandingan resistansinya untuk menghasilkan nilai tegangan
tertentu misalnya, pengaturan volume amplifier analog dan sebagainya. Prinsip kerja variable resistor dapat dilihat dari diagram potensiometer dibawah ini :
Gambar 6. Wiring Diagram Potensiometer
dari gambar diatas dapat kita lihat
Potensiometer memiliki 2 kutub tetap dan 1 kutub variable dimana nilai
dari kutub variable adalah identik dengan kutub tetap yang paling dekat
dengannya. Masih sulit untuk memahami? mari kita coba untuk memecahkan
beberapa masalah berikut :
i. Kutub A memiliki beda potensial sebesar 0 V (ground) sedangkan kutub B memiliki beda potensial sebesar 5V, kita mislkan kutub W (variabel) bernilai 0% apabila kutub W berada pada posisi kutub A dan 100% pada posisi kutub B. Maka dapat kita dapati nilai sebagai berikut :
– posisi W 0% = Beda potensial kutub W adalah 0V
i. Kutub A memiliki beda potensial sebesar 0 V (ground) sedangkan kutub B memiliki beda potensial sebesar 5V, kita mislkan kutub W (variabel) bernilai 0% apabila kutub W berada pada posisi kutub A dan 100% pada posisi kutub B. Maka dapat kita dapati nilai sebagai berikut :
– posisi W 0% = Beda potensial kutub W adalah 0V
– posisi W 10% = Beda potensial kutub W adalah 0.5V
– posisi W 20% = Beda potensial kutub W adalah 1V
……
– posisi W 50% = Beda potensial kutub W adalah 2.5V
……
– posisi W 90% = Beda potensial kutub W adalah 4.5V
– posisi W 100% = Beda potensial kutub W adalah 5V
ii. Kita misalkan Potensiometer diatas memiliki nilai 10K ohm dan
tidak memiliki tegangan apapun (tidak tersambung), maka dapat kita
analisis bahwa apabila kita melakukan pengukuran dengan Ohm meter atau
juga bisa dengan AVO meter (juga disebut Multitester) yang diseting pada
pembacaan nilai tahanan akan didapati kondisi beriku :
– apabila kita test kaki kutub A dan kaki kutub B (selanjutnya akan disebut dari kutub A ke kutub B) maka besar hambatannya adalah 10K Ohm
– kita atur posisi kutub W sebesar 50% maka besar hambatan dari kutub A ke kutub W dan dari kutub W ke kutub B adalah sama, yakni 5k Ohm
– kita atur posisi kutub W sebesar 25% maka besar hambatan dari kutub A ke kutub W adalah 2.5K Ohm namun besar hambatan dari kutub W ke kutub B adalah 7.5K Ohm
– kita atur posisi kutub W sebesar 75% maka besar hambatan dari kutub A ke kutub W adalah 7.5K Ohm namun besar hambatan dari kutub W ke kutub B adalah 2.5K Ohm
– kita atur posisi kutub W sebesar 0% maka besar hambatan dari kutub A ke kutub W adalah 0 Ohm namun besar hambatan dari kutub W ke kutub B adalah 10K Ohm
– dan terakhir kita atur posisi kutub W sebesar 100% maka besar hambatan dari kutub A ke kutub W adalah 10K Ohm namun besar hambatan dari kutub W ke kutub B adalah 0K Ohm
berikut adalah beberapa jenis variable resistor berdasarkan bentuknya :
- Potensiometer
Potensiometer merupakan variabel resistor yang memiliki poros
untuk melakukan pengaturan nilai resistansinya sehinga kita bisa dengan
mudah memutar porosnya untuk menentukan nilai resistansinya tanpa alat
bantu. berikut adalah simbol dan gambar dari Potensiometer :
Simbol 2. Potensiometer American standart (kiri)
dan Europan Standart (kanan)
- Trimpot
Berbeda dengan Potensiometer, Trimpot tidak memiliki poros
untuk melakukan pengaturan nilai sehingga untuk melakukan perubahan kita
perlu mengunakan alat bantu seperti obeng trimmer. Dari segi ukuran
secara umum trimpot lebih “ramping” daripada Potensiometer, namun memang
karena ukurannya yang lebih kecil Trimpot lebih banyak digunakan oleh
arus listrik referensi saja karena secara umumnya memiliki kemampuan
daya listrik lebih kecil dibandingkan Potensiometer, selain dari segi
bentuk dan ukuran hampir semua karakteristik dan fungsinya sama, dan
berikut adalah simbol dan gambar dari Trimpot :
Simbol 3. Trimpot American standart (kiri)
dan Europan Standart (kanan)
Gambar 8. Ragam Bentuk Trimpot
- Potentiometer Geser
Sama dengan Potentiometer, variable resistor jenis ini memiliki
poros yang dapat digunakan untuk mengatur nilai resistansi secara
manual. Perbedaan yang dapat kita lihat disini adalah bentuk porosnya
yang tidak diputar namun digeser untuk mengubah nilai
resistansinya.berikut adalah gambar dari Potentiometer Geser :
Gambar 9. Potentiometer Gese
C. Resistor Non Liner
Merupakan resistor yang nilai resistansinya berubah – ubah
mengikuti kondisi pada lingkungan sekitarnya, terdapat beberapa jenis
Resistor non Linier yang bereaksi terhadap suhu, cahaya, ataupun
tegangan. Berikut beberapa jenis Resistor non Linier yang sering kita
jumpai pada rangkaian elektronika :
- LDR ( Light Dependent Resistor ) :
Light Dependent Resistor atau yang sering disebut LDR merupakan
salahsatu jenis Resistor non Linier yang bereaksi terhadap cahaya. Pada
kondisi tanpa cahaya nilai resistansi LDR ini bisa sangat tinggi,
menurut pengalaman penulis nilai LDR ketika tanpa cahaya berkisar antara
3 sampai 4 Mega Ohm, nilai yang sangat besar hingga dapat dikatankan
“open circuit”, sedangkan ketika diberikan cahaya dengan intensitas
lampu ruangan (Lampu Twist 20Watt) LDR menunjukkan nilai resistansi
sebesar 30 hingga 50 Kilo Ohm, namun ketika penulis menguji dengan
intensitas cahaya yang lebih tinggi dengan memfokuskan cahaya dari LED
Super Bright White kearah LDR maka didapati nilai resistansinya bisa
menjadi kecil sekitar 1 hingga 5 Kilo Ohm. berikut adalah simbol dan gambar dari LDR :
Simbol 4. LDR American standart (kiri)
dan Europan Standart (kanan)
Gambar 10. LDR ( Light Dependent Resistor )
- Thermistor :
Termistor merupakan Resistor non Linier yang bereaksi terhadap suhu, terdapat dua jenis termistor yakni NTC ( Negative Temperature Coeficient ) dan PTC ( Positive Temperatur Coeficient ) , sesuai
dengan nama yang diberikan pada jenis NTC nilai dari resistansinya akan
semakin menurun seiring dengan naiknya suhu lingkungan disekitarnya,
sedangkan pada jenis PTC memiliki sifat berkebalikan dengan jenis NTC
yakni nilai resistansinya akan semakin naik seiring kenaikan suhu
dilingkungannya. Seperti jenis resistor lainnya, Termistor memiliki
nilai yang menunjukkan range maksimum dari nilai resistansi yang
diberikan, selain itu range suhu yang dapat diberikan juga memiliki
batasan yang harus dilihat secara lanjut pada datasheet masing” produk,
dan berikut adalah simbol dan gambar dari Termisor :
makasih banyak min
BalasHapussolder infrared