Jakarta, NU Online
Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj tidak sepakat dengan wacana menghidupkan kembali poros tengah jilid dua yang menyatukan partai-partai Islam dalam satu koalisi.
“Kita tidak ingin ada dikotomi koalisi partai Islam dan non Islam, karena kesannya menjadi primordial. Yang penting kepentingan bangsa didahulukan, karena kalau negara maju, umat Islam sebagai mayoritas juga akan maju,” katanya di gedung PBNU, Sabtu (12/4).
Ia mencontohkan di Timur Tengah, hubungan antara agama dan negara belum menemukan titik temu sehingga sering sekali terjadi konflik antara agama dan negara.
“Di Indonesia, persoalan mendasar kenegaraan tersebut sudah selesai, tinggal bagaimana mensejahterakan rakyat,” imbuhnya.
Ditanya mengenai apakah PBNU akan mengusulkan calon presiden atau wapres kepada partai politik, ia menjelaskan, PBNU tidak ikut dalam politik praktis.
“Itu urusan PKB, tetapi tentu dengan tidak meninggalkan PBNU dengan tetap menjaga komunikasi dan sharing pendapat,” tandasnya.
NU, katanya, memiliki agenda yang lebih besar dari partai politik karena urusan NU adalah kebangsaan, bukan politik praktis. (mukafi niam)
0 komentar:
Posting Komentar